Labels

Monday, September 9, 2013

Ayin Dalet 5774: From Dalet To Dalet

Sekitar 2 minggu menjelang Rosh Hashanah - Ayin Dalet 5774 hingga saat ini, kedua artikel tentang Ayin Dalet 5774 (Vol. 3 & Vol. 4) yang telah saya muat hampir setahun yang lalu telah begitu banyak di-hit dan dibaca begitu banyak orang. Tulisan berikut ini dimuat untuk meneguhkan dan melengkapi kedua tulisan yang sebelumnya sudah dimuat di akhir tahun lalu.

Beberapa waktu yang lalu saya bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa makna sebenarnya makna dari kata Ayin? Dan apa artinya mata-Mu tertuju?" Lalu Tuhan memberikan analogi yang cukup praktis, "Itu ibarat lampu sorot yang besar dari Sorga ditujukan kepada dirimu. Jadi kamu dan semua kehidupanmu bukan sekedar kelihatan, namun juga sedang Aku sorot dan Aku pantau dengan seksama." Mendapat jawaban itu, saya hanya tertegun sambil berkata dalam hati, "Betapa suci dan salehnya aku harus bertindak kali ini."

Sedangkan kata Dalet memiliki dua arti utama, yakni pintu, yang saya yakini kali ini adalah pintu menuju Pemerintahan Elohim itu sendiri. Dan arti yang kedua adalah miskin, yakni sikap hati miskin di hadapan Elohim. Banyak gereja dan para hamba-Nya yang lebih fokus kepada arti pintu daripada arti miskinnya, sebab memang lazimnya setiap tahun baru harus ada kabar baik penuh pengharapan yang sarat dengan janji-janji akan berkat-berkat Tuhan. Tidak ada yang salah dengan hal itu, namun mengingat betapa mengerikannya jiwa kita beserta semua keinginan dan penilaian diri kita sendiri, saya sarankan untuk kita lupakan semua itu, bukan pesimistis, namun karena ini masalah sikap hati.

Kita sadari bahwa saat ini merupakan masa-masa transisi, masa menjelang pergantian zaman, dari Zaman Kasih Karunia akan kita masuki ke Zaman Pemerintahan Tuhan yang berdaulat dalam Masa Kerajaan 1000 Tahun nanti. Sekitar 2000 tahun yang lalu, kehadiran Tuhan Yesus di bumi juga menandai proses pergantian zaman, yakni dari Zaman Hukum Taurat kepada Zaman Kasih Karunia. Pergantian zaman ini diawali dengan sikap dan fungsi Tuhan Yesus sebagai Raja yang membacakan dekrit undang-undang baru yang tercatat dalam Kitab Injil Matius pasal 5 - 7 saat Kotbah Di Bukit.

Bukti bahwa hal itu merupakan penetapan dekrit yang baru dapat kita simak dari dua contoh berikut:
  • Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
  • Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Dapatkah Anda melihat bahwa Tuhan menetapkan dekrit yang baru dengan menaikkan standar "aturan main"-Nya? Namun kita perlu menyadari bahwa dekrit yang baru ini diawali dengan kalimat, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." Sikap hati miskin di hadapan Elohim merupakan syarat utama dan pertama. Dan ini merupakan perintah langsung yang pertama dari mulut Yesus sendiri kepada Gereja.

Di bagian paling akhir dari Zaman Kasih Karunia, perintah yang senada muncul lagi ketika Tuhan menegur Jemaat Laodikia, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." Inipum merupakan perintah langsung dari mulut Tuhan sendiri kepada Gereja, karena mulai Wahyu pasal 4 hingga akhir Alkitab tidak muncul lagi perintah langsung dari Tuhan Yesus kepada Gereja.

Jadi jika kita simak seksama, di Zaman Kasih Karunia ini Tuhan hendak mengawali dengan sikap hati miskin di hadapan Elohim dan diakhiri dengan sikap yang sama. Saya menyebutnya dengan istilah Dari Dalet Kepada Dalet (From Dalet To Dalet). Sungguh betapa saleh dan sucinya kita harus hidup di menit-menit terakhir ini.

Dalet - Miskin Dengan Merelakan Segalanya

Kita tentu tahu cerita tentang anak muda yang kaya, yang dengan gagah perkasa datang kepada Yesus dan hendak mengikuti Yesus ke manapun Yesus pergi. Pertama-tama Yesus mengambil "jalan memutar" dengan menyebut berbagai-bagai aturan yang tercantum dalam Sepuluh Perintah. Dan dengan bangga anak muda ini menjawab bahwa ia sudah lakukan semua itu sejak kecil. Namun begitu Tuhan menghantam inti permasalahannya, semua keperkasaan dan kebanggaan anak muda yang kaya ini lenyap dalam sekejap. Ia merasa terlalu kaya, merasa terlalu mampu dan merasa terlalu layak hingga ia tidak pernah bisa merelakan semua hartanya untuk mengikut Yesus. Bandingkan dengan Petrus dan murid-murid lainnya, mereka langsung meninggalkan jala, perahu, profesi mereka yang lama, bahkan ada yang meninggalkan keluarga atau orang tua mereka demi mengikut Yesus.

Setelah itu Yesus memberikan sebuah analogi yang amat cerdas, yakni lebih mudah seekor unta masuk ke lobang jarum daripada seorang kaya masuk Kerajaan Sorga. Proses seekor unta untuk memasuki sebuah lobang jarum harus melepaskan semua beban yang ada pada punggung unta tersebut, kemudian unta harus berlutut serendah mungkin dan kemudian ditarik masuk dengan sedemikian rupa sehingga bisa lolos dari celah yang amat sempit itu. Pertanyaannya, seberapa relakah kita melepaskan semuanya itu? Seberapa relakah kita merendahkan dan direndahkan demi bisa mengikuti Yesus ke manapun dan bagaimanapun Ia kehendaki kita berada?

Transformasi Rajawali

Burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya. Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah pilihan bagi seorang rajawali, apakah dia hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun. Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan. Cakar-cakarnya pun sudah tidak tajam. Bulu pada sayapnya juga sudah sangat tebal sehingga ia sangat sulit untuk dapat terbang tinggi. Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Lalu, dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas.

Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul. Dengan paruhnya yang baru, ia akan mecabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga kuku-kuku baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika kuku-kuku tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu telah dilewati, rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor burung rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Anak muda yang kaya harus menjual hartanya, unta harus menaggalkan beban dan merendahkan dirinya, rajawali harus mematahkan paruh, memotong kuku-kuku dan mencabut bulu-bulunya. Dapatkah Anda melihat betapa harus miskinnya sikap hati kita di hadapan Elohim?

Murid Kristus

"Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan." - Markus 3:14-15

Ketika Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, ada empat tingkatan atau empat proses yang terjadi:

1. Ia menetapkan
2. Untuk menyertai Dia
3. Untuk diutus memberitakan Injil
4. Diberi kuasa untuk mengusir setan

Semua pasti ingin kuasa untuk mengusir setan, dari setan sakit penyakit, setan kemiskinan, setan kebodohan dan sebagainya. Namun perhatikan tahap pertama, yakni penetapan Tuhan. Kata "penetapan" dalam bahasa Inggris adalah ordained. Kata ordained ini mengandung sebuah proses pembentukan, pengikisan, pemotongan dan pengosongan apa yang masih ada dalam daging kita yang berpotensi menghalangi bahkan mengancam serta mematikan genapnya kehendak rencana Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Sama seperti kisah rajawali tadi yang harus mematahkan sebahian paruhnya, memotong sebagian kuku-kukunya dan mencabuti sebagian bulu-bulunya. Sampai semua proses dijalani secara utuh, maka barulah seorang murid Kristus dapat diutus masuk melanjutkan destiny-nya melalui Pintu Pemerintahan Elohim.

Namun bagi mereka yang enggan bahkan masih sayang dengan semua bulu-bulunya yang indah itu, yang masih sulit menjual semua hartanya, yang masih belum mau menaggalkan semua beban, mereka akan segera menuju kepada kematian baik rohani maupun jasmani.

L'Shanah Tova Rosh Hashanah! Mari kita masuki masa dari kemuliaan kepada kemuliaan, dari Dalet kepada Dalet di Ayin Dalet 5774 ini. Amin!

3 comments:

  1. Terima kasih, izin share yah.
    Regards, Janta.

    ReplyDelete
  2. Shrk Agustus dan septembernya ditunggu sharenya

    ReplyDelete
  3. tulisan yg memberkati ... analogi yg indah ... great job ! GBU !

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.