Labels

Wednesday, March 2, 2016

5777 & 2017 Dalam Sekilas Perenungan: Akhir Dari Zaman Gereja Tuhan

Sore ini tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya akan berita atas kejatuhan beberapa hamba Tuhan senior yang sempat saya terima beberapa hari sebelumnya, dan sambil mengingat kembali akan hal itu, saya bergumam, "Tuhan, inikah akhir dari Zaman Anugerah itu? Inikah akhir dari Pemerintahan-Mu melalui Gereja-Mu?"


Dan tiba-tiba Roh Kudus-Nya mengingatkan kembali mengenai tahun 5777 (dimulai saat matahari terbenam tanggal 2 Oktober 2016) & 2017 nanti. Bahwa kepada saya pribadi, Tuhan menyebut tahun tersebut sebagai Tahun Lembah Penentuan. Ps. Steve Cioccolanti menyebutnya sebagai The Mega Prophetic Year. Berikut ini beberapa alasannya:

1. 2017 merupakan Tahun Yobel spesial, yakni genapnya 50 tahun re-unifikasi Kota Kuno Yerusalem (Timur) dengan negara Israel.

2. 2017 juga genapnya 70 tahun resolusi PBB untuk berdirinya kembali negara Israel, 29 November 1947, yang disusul dengan pernyataan resmi atas berdaulatnya negara tersebut pada 14 Mei 1948.

3. 2017 juga berbicara tentang genap 100 tahun runtuhnya kekuasaan Ottoman Turki yang telah menguasai Kota Kuno Yerusalem selama 400 tahun sebelumnya. Turki mulai menduduki Yerusalem dan Israel sejak tahun 1517.

4. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah 2017 merupakan genapnya 500 tahun Reformasi Gereja yang diprakarsai oleh Martin Luther. 

Saya percaya bukan kebetulan bahwa tahun 1517 merupakan tahun yang sama ketika Yerusalem dan Israel mulai dikuasai oleh Ottoman Turki dan sekaligus bertepatan berakhirnya Masa Kegelapan Gereja yang diawali dengan gerakan reformasi oleh Martin Luther tersebut.

Kita harus memahami bahwa Israel dan Gereja merupakan "dua sisi koin" yang takkan terpisahkan, yang memiliki legalitas sedemikian rupa atas perjanjian (covenant) antara Tuhan dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi sesungguhnya tidaklah mengherankan dan bukan sebuah kebetulan jika Tuhan menyebut tahun 5777 dan 2017 sebagai Tahun Lembah Penentuan.

"Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya TUHAN, pahlawan-pahlawan-Mu! Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" - Yoel 3:11-14

Jadi apa yang menjadi prioritas untuk disadari menjelang detik-detik yang paling menentukan ini? Dari sejak saat ini masih ada sekitar 1 - 1,5 tahun bagi Gereja Tuhan. Angka 5 memiliki makna anugerah dan kasih karunia, sedangkan angka 50 memiliki arti Yobel, pembebasan, pelipatgandaan anugerah. Namun 500 tahun Reformasi Gereja merupakan puncak kegenapan bagi Gereja Tuhan memerintah bersama dengan Tuhan di bumi ini.

Pertanyaannya, apakah Gereja Tuhan telah memiliki tuaian yang cukup dan buah yang lebat bersamaan dengan genapnya 500 tahun itu? Karena ketika 500 tahun ini tergenapi, maka genaplah masa bagi Gereja Tuhan mengisi Cawan Kebaikan atau Cawan Jiwa-Jiwa atau Cawan Injil. Dan adalah tanggung jawab Gereja Tuhan untuk penentuan atau penghakiman itu tidak sampai pada sebuah kata final, "Ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan," karena tuaian dan buah yang ada jauh dari yang diharapkan.

Saya bersyukur sebab selama belasan tahun terakhir ini di berbagai belahan dunia dan melalui berbagai cara Tuhan yang begitu ajaib, kegerakan Roh Tuhan atau yang juga disebut Pentakosta Ketiga sudah semakin meningkat, dan tuaian juga semakin banyak. Namun apakah sampai saat ini Gereja Tuhan semakin mendekati standar yang Tuhan harapkan atau justru semakin jatuh menjauh karena lengah dan terlena oleh berbagai distorsi?

Sungguh di roh saya merasakan ada urgensi besar, sebuah penentuan final bagi Gereja Tuhan menjelang genapnya 500 tahun Reformasi Gereja di 2017 nanti. 

Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

2 comments:

  1. kesan yang terlihat, semua kembali ke masa yahudi - israel, yg mampu mengukur waktunya TUHAN. Disisi lain firman TUHAN, mengatakan bahwa DIA AKAN DATANG BAGAIKAN PENCURI, yang maknanya TIDAK SEORANGPUN YANG AKAN TAHU KECUALI TUHAN SENDIRI.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalender Ibrani, begitu saya menyebutnya, bukan kalender Yahudi, bukan pula kalender Israel. sebab pengertian Ibrani tidak sama dengan Yahudi maupun Israel. sebab orang Yahudi ataupun orang Israel belum tentu seorang Ibrani.

      artikel ini hanya menyebut akhir dari zaman Gereja, bukan waktu rapture ataupun waktu Second Coming. sebab belum tentu akhir dari zaman Gereja itu berarti rapture. memang sebaiknya rapture terjadi sebelum atau paling lambat bertepatan dengan akhir dari zaman Gereja. tapi melihat situasi sekarang, Gereja harus lebih bertekun dan bersabar menantikan rapture setelah 2017 nanti.

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.