Labels

Wednesday, February 1, 2017

The Powers Of The Age To Come - Vol. 2: Alpha Role & Omega Role

Bertahun-tahun saya mencari tahu jawaban dari sebuah misteri tentang korelasi keberadaan dua dari 66 kitab di Alkitab, yakni mengapa dari keenam puluh enam kitab tersebut hanya ada dua kitab dengan nama dua wanita, Ruth dan Esther? Apa benang merah dari keduanya? Pasti ada alasan bahwa dari sekian banyak wanita ilahi yang diceritakan di Alkitab, hanya Ruth dan Esther yang namanya dipakai menjadi nama kitab.

Simak artikel sebelumnya: The Power Of The Age To Come - Vol. 1

Peran "Alpha" Dan Peran "Omega"

Dan beberapa hari lalu, Roh Tuhan menyingkapkan hal yang selama ini tidak terpikirkan sebelumnya. Bahwa ternyata Ruth dan Esther merupakan "Alpha" dan "Omega" dalam upaya penyelamatan. Apa yang dimaksud dengan "Alpha" dan "Omega" ini?


Mari perhatikan peran Yusuf dan Musa. Yusuf adalah "Alpha" yang dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari bencana kelaparan dengan membawa bangsanya masuk ke dalam Kerajaan Mesir. Sedangkan Musa adalah "Omega" yang dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penderitaan perbudakan Mesir dengan membawa bangsanya keluar dari Kerajaan Mesir. Lalu bagaimana dengan Ruth dan Esther? Perhatikan komparasi keduanya berikut ini:

Ruth merupakan "Alpha" yang mengorbankan seluruh nyawa dan hidupnya demi seorang janda bernama Naomi. Ruth adalah seorang kafir (Moab) yang dibawa masuk ke dalam bangsa Israel dan dijadikan ratu (nyonya) bagi Boas. Ruth tampil sebelum masa raja-raja Israel ada. Posisi Ruth adalah sebagai pilar yang ikut membangun umat pilihan Tuhan (Ruth 4:11-12). Bukankah Abraham adalah Pilar Sulung yang mengawali umat pilihan? Demikian juga peran Ruth ini.

Sedangkan Esther merupakan "Omega" yang juga mengorbankan seluruh nyawa dan hidupnya demi "seorang" janda bernama Israel. Sebab saat Israel di Masa Pembuangan disebut sebagai janda atau "yang ditinggalkan suami", sedangkan ketika kembali ke dari pembuangan, Israel disebut sebagai "yang bersuami" (Yesaya 62:4-5). Esther adalah seorang Israel yang dibawa masuk ke dalam bangsa kafir (Persia) dan dijadikan ratu bagi Ahasyweros (Xerxes). Esther tampil setelah masa raja-raja Israel ada. Posisi Esther adalah Mempelai sedangkan Ahasyweros merepresentasikan Kristus sebagai Sang Raja. Bukankah "hasil akhir" dari umat pilihan yang Tuhan bangun adalah Mempelai Kristus (The Bride Of Christ)? Demikian juga peran Esther ini.

For Such A Time As This

Esther dihadirkan Tuhan ketika bangsa Israel mengalami ancaman genosida yang dirancang Haman yang memiliki dendam dari sejarah yang panjang sejak masa raja Saul bahkan sebelumnya. Sebab Haman, orang Agag itu sesungguhnya adalah sisa dari suku Amalek yang sejak masih di padang gurun pun mereka telah memerangi umat pilihan Tuhan ini.

"Maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: 'Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.'" - Ester 4:13-14

"And Mordecai told [them] to answer Esther: 'Do not think in your heart that you will escape in the king's palace any more than all the other Jews. "For if you remain completely silent at this time, relief and deliverance will arise for the Jews from another place, but you and your father's house will perish. Yet who knows whether you have come to the kingdom for [such] a time as this?'" - Esther 4:13-14 (NKJV)

Demikian juga Esther-Esther atau Mempelai-Mempelai Kristus di Akhir Zaman dihadirkan Tuhan ketika umat pilihan, yakni bangsa Israel dan Gereja (gentiles) mengalami ancaman genosida iman yang dirancang Antikristus yang memiliki dendam jauh lebih panjang daripada Haman. For such a time as this, demikianlah istilahnya, yakni untuk saat Masa Tribulasi Besar atau Masa Kesesakan Besar yang telah di ambang pintu. 

Dua Saksi Allah

Namun jika kita hendak lebih teliti lagi maka kita akan mendapati bahwa Esther-Esther Akhir Zaman ini sesungguhnya adalah Dua Saksi Allah yang disebutkan dalam Wahyu 11,

"Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya." - Wahyu 11:3-6

Dari kebenaran firman tersebut ada beberapa hal yang bisa kita simpulkan:

1. Sama seperti ratu Esther yang mempersiapkan dirinya dengan berpuasa sambil berkabung selama 3 hari (Esther 4:16), demikian juga Esther-Esther Akhir Zaman berkabung selama 3 - 3,5 tahun (1.260 hari).

2. Kedua Saksi ini adalah dua pohon zaitun dan dua kaki dian. Apakah itu berarti ada empat orang? Bukankah selama ini mereka dianggap adalah Musa dan Elia? Jawabannya tidak begitu. Dua Saksi ini BUKAN HANYA Musa dan Elia, melainkan Gereja Tuhan (baik itu dari Israel maupun dari gentiles) yang memegang teguh baik itu Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (Old and New Covenants).

Pohon zaitun adalah istilah lain dari bangsa Israel, "Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri." - Roma 11:24

Sedangkan kaki dian adalah istilah lain dari Gereja (Jemaat) yang mengacu kepada bangsa-bangsa lain yang menerima Injil, "Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat." - Wahyu 1:20

Ungkapan dua pohon zaitun dan dua kaki dian juga menyatakan bahwa bagi orang Israel yang menghidupkan Taurat, mereka juga menerima kuasa Injil dengan mengakui Yesus sebagai Mesias (Kristus) dan di sisi lain bagi Gereja gentiles yang telah menerima Injil dan mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat, mereka tidak menganggap Taurat sebagai sesuatu yang sudah tidak berlaku, melainkan sebagai warisan kekayaan dari perjanjian luhur Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Israel yang penuh limpah.

Itu sebabnya Tuhan rancang sedemikian rupa akan posisi Ruth dan Esther seperti Gereja gentiles dengan Israel. Yang seorang adalah kafir yang dicangkokkan ke dalam Israel melalui perkawinan, yang lain adalah seorang suku Benyamin yang menjadi ratu dari seorang raja Persia juga melalui perkawinan. Jadi yang disebut memang ada empat materi (dua pohon zaitun dan dua kaki dian) namun mereka adalah Dua Saksi Allah.

3. Esther-Esther Akhir Zaman ini sangat berkuasa, memiliki kuasa untuk menutup langit, menyemburkan api dari mulut, mengubah berbagai materi menjadi bentuk materi yang lain (air menjadi darah dan sebagainya) dan mereka dapat melakukan itu semua dengan kehendak hati mereka. Di sinilah yang dimaksud dari Ibrani 6:5 tentang karunia-karunia atas dunia yang akan datang itu (the powers of the age to come) yang menjadikan semua mujizat yang pernah kita baca di Alkitab akan terlihat seperti mainan anak-anak, sesuai dengan yang diwahyukan Tuhan kepada Prophet Sadhu Sundar Selvaraj.

Inilah orang-orang yang oleh penulis Kitab Ibrani, setelah menulis tentang sekian banyak kesaksian dari para pahlawan iman, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan ini, "Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." - Ibrani 11:39-40. Jadi memang ada di antara kita yang adalah Generasi Penuntas yang Tuhan persiapkan untuk menjadi Dua Saksi-Nya sehingga semua pahlawan iman yang telah mendahului kita bisa sampai kepada kesempurnaan.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah semua orang Kristen di masa ini bisa menjadi bagian dari Generasi Penuntas yang sangat dahsyat ini? Hal ini akan dibahas pada seri berikutnya.

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

Signs and wonders in the final hour will make all miracles in The Bible look like dummies.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.